Senin, 27 September 2010

I love u panda ...

Saat kamu bertanya kepadaku, “apakah aku pernah melakukan salah padamu?“.
aku selalu menjawab, “ya, tapi aku sudah melupakan kesalahanmu“.

Saat kamu kembali bertanya kepadaku, “Mengapa kamu tidak memarahiku?
Aku pun menjawab, “Aku tidak tahu.” sebab aku tidak pernah ingin mengingat kesalahan orang yg aku sayang dan aku akan selalu memaafkanmu dengan tulus.

Saat kau bertanya lagi, “Mengapa kamu sangat mencintaiku?
Aku akan menjawab, “tidak tahu“. Sebab aku tidak pernah memandang kelemahan dan kelebihan.



Ketika kamu bahagia, aku akan berada disisimu dan turut merasakan kebahagiaanmu.
Ketika kamu berduka, aku akan berada disampingmu, meskipun aku tidak tahu bagaimana cara menghiburmu. Aku akan tetap mendengarkanmu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutmu, meskipun kau hanya mengaduh dan meskipun aku tidak tahu bagaimana solusi masalahmu.
Ketika kamu menceritakan apa cita – citamu, aku akan mendukung dan berdoa untukmu.

Hal yang paling membuatku sedih adalah ketika kamu, mebuat sebuah janji, kemudian tiba2 membatalkan dengan alasan apapun. Sebab aku sudah terlanjur sangat percaya padamu.

Aku tidak pernah mengukur materi, tetapi berapa besar pengorbanan.
Aku tidak mengukur kesuksesan atau kegagalan yang aku peroleh, tetapi berapa besar dukungan yang kamu berikan.

Apa yang aku alami bersamamu kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan. Tetapi yang membuatnya indah adalah ketika kita berhasil menjalaninya bersama, meskipun aku harus menguras air mata. Karena rasa sayangku untukmu terlalu besar untuk aku membencimu

Rabu, 22 September 2010

Bertiga saja sudah cukup


I only have few friends who can be trusted and trust with me



we shared smiles, we wiped the tears, and through the years, our friendship has grown along with us, you are truly a wonderful part of my life.
We will be friends, as long as star twinkle in the sky, as long as angels are the up high, til oceans run dry and til the day I die



Thank you for putting collours into my life

Minggu, 19 September 2010

Trying and accept failure

Haloo., Selamat malam.

Tadi saya abis baca kompas, dan saya menemukan quote "I can accept failure but i can not accept not trying" (Samuel Mulia). Yang kemudian membuat saya berpikir, apakah quote2 indah ini dapat mengajarkan kalau berpikir positif itu adalah benar adanya?

Okay, malam ini saya akan menulis 'This is what im feeling'.

Kembali ke pertanyaan, apakah quote2 indah ini tersebut dapat mengajarkan kalau berpikir positif itu benar adanya? I can accept failure misalnya, saya sey bisa2 saja menerima kegagalan. Itu sudah pasti saya bisa menerimanya. Lah kan saya yang menjalankan hidup saya sendiri. Akan tetapi, masalahnya, apakah keluarga saya, terutama ayah saya mau menerima kalau saya gagal?

Menurut pengalaman saya, mereka tidak mau dan tidak bisa menerima apa bila saya gagal. Buktinya? ayah saya selalu berkata "ayah perhatiin, semua yang mia kerjain ga pernah ada yang beres".

Saya hanya berpikir, kalau seandainya ayah saya bisa memikirkan apa yang saya rasakan, mungkin saya akan menjadi orang yang paling berbahagia. Berbahagia karena dihargai, dihargai karena sudah belajar, sudah mencoba dari nol dari nothing, bukan malah dinilai karena melakukan kesalahan.

"I can not accept not trying", kalau dari kacamata saya sebagai yang tertindas, saya setuju kalau semua orang harusnya mau melihat bahwa saya sudah mencoba.
Itulah mengapa saya harus selalu berpikir untuk tidak keder, bingung, resah, gelisah, atau apalah istilahnya. Meski sebenarnya, jujur saja saya selalu merasakan perasaan seperti itu. Perasaan takut. Maka saya mengerti mengapa kalau dalam seminar atau presentasi kelas saya takut bertanya, takut untuk mengungkapkan ide saya, takut jika disuru duduk di depan, atau bahkan pada saat interview pekerjaan. Karena, saya merasa kalau saya sudah seperti dibuat menjadi terbiasa untuk tidak dihargai atas 'trying' yang saya lakukan.

Saya takut dianggap bodoh apabila saya gagal. Saya takut berhadapan dengan manusia yang tidak pernah mau atau tidak dapat menerima kegagalan saya.

Hmm,, This is what im feeling. Buat yang udah mampir, terima kasih ya sudah mau membaca tulisan yang merupakan 'This is what im feeling'.


Jumat, 17 September 2010

Ibarat buah pisang

Halo., Selamat pagi.

Hmm., tadi malam pacar saya kerumah. hehe. Ga penting bgt yaa. Bukan itu yang mau saya tulis disini. Tapiii....

Saya juga bingung mau tulis apa.

Hmm., yang pasti tadi malam saya cerita ke dia "What im feeling", perasaan saya selama saya bekerja di Kantor ini, Indo Telco Xchange.


Paginyaaaa... saya dapat BBM dari Mohammad Rizky (dia itu nama pacar saya). Kayaknya sey dia BBM sayanya tadi malam, tp karena abis nangis termehek-mehek jadinya mata saya pun ngantuk dan tertidur pulas. Sangking pulasnya, sampe ga denger bunyi2an di BB saya. Padahal ada 2bbm, 1ym, 3ubertwitter, dan 2 sms. Buset!! Kebo bgt bearti ya gw tidurnya. 

Naaaaahhh., krn BBM dari pacar saya itu kata2nya bagus, jadi ya saya tulis aja ya "What im feeling" , daripada bingung kan ga tau mau tulis apa..

Dalam satu tandan pisang, tak semua buahnya matang secara serentak. Ada diantaranya yang masih bewarna hijau tua. Maka, sang petani ada kalanya harus menyimpannya kembali beberapa saat menunggu hingga matang semuanya.
Pisang yang telah matang dan pisang yang terlambat matang, kelak akan memiliki rasa yang sama yakni memiliki rasa pisang. Meskipun waktu untuk menjadi matang pada pisang berbeda-beda...
Begitu pula kita.. tidak mungkin semuanya sama. Ada kalanya menurut ukuran kita, suatu masalah dapat diselesaikan hanya dengan beberapa menit. Tapi ada juga orang lain yang belum tentu bisa, ia membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya. Bahkan belum sampai pada kesempurnaanya. Namun pada akhirnya, hasil yang didapatkannya tetap dapat dirasakan.
Dalam hidup ini tak seorang pun sempurna pada bingkai kemampuannya. Karena di antara kita memang tidak sama dan serupa, kita dilahirkan berbeda, pada kondisi yang berbeda. Yang mesti diingat adalah bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam mendapatkan kesempatan, betapaoun itu harus dipergilirkan. Karenanya percuma saja memperdebatkan suatu ketidaksamaan, perbedaan, dan ketidakcocokan dengan orang lain, karena kita tak akan mendapatkan titik temu.
Sungguh tak ada yang sempurna di antara kita, maka janganlah rendah diri,, semua butuh proses menjadi lebih baik....

Semoga bermanfaat yaa :)