Selasa, 26 Oktober 2010

Sesaknya Hidup di JAKARTA

Peta Jakarta
Jakarta, sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia pastinya menjadi tujuan dr semua penduduk Indonesia. Jakarta ibarat seperti sebuah lemari kecil yang dipaksakan memuat segala macam pakaian. Mengapa saya bicara demikian? Disini saya berbicara fakta. Jakarta selain sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, juga merupakan pusat pemerintahan. Dimana istana presiden dan wakil presiden, puluhan departemen, perwakilan rakyat, kantor lembaga pemerintahan dan BUMN, kantor kedutaan2 negara sahabat, dan berbagai pusat organisasi semuanya berlokasi di Jakarta. Selain itu, Jakarta juga menjadi pusat2 dari berbagai aspek. Disini saya akan menyebutkan: Pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat finansial, pusat distribusi, pusat industri, pusat entertainment, dan banyak lagi yang menurut saya justru membuat Jakarta menjadi OVERLOAD.
Istana Presiden


Bicara mengenai kemacetan, itu tidak akan pernah ada habisnya. Malahan menurut saya, semakin hari semakin parah macet di Jakarta. Adakah yang tidak setuju dengan ucapan saya? Lagi-lagi saya hanya berbicara fakta. Berbagai usaha pemerintah seperti Jalan tol, fly over, busway dan sebagainya, seperti tidak ada hasilnya.
Macet Jakarta 25 Okt'10
Antrian penumpang yang ingin naik busway









Kepadatan Jakarta semakin hari semakin dapat dirasakan, itulah alasan mengapa saya menulis Sesaknya Hidup di Jakarta, karena ya this is what i'm feeling. Berbagai lulusan dari sekolah, Sarjana, Master, dan orang2 dari berbagai daerah yang ingin mencari sesuap nasi, mereka berbondong2 datang ke Jakarta. Mengapa harus ke Jakarta? karena ya Jakarta merupakan pusat dari segalanya seperti apa yg sudah saya Jelaskan sebelumnya. 
Berikut saya coba untuk menuangkan pemikiran saya tentang solusi untuk mengurangi kepadatan Jakarta agar tidak lagi terasa Sesaknya Hidup di JAKARTA, dan this is what i'm feeling :
1. Seharusnya pemerintah kembali menggalakkan Program Keluarga Berencana (KB). Selepas pemerintahan Soeharto, KB nyaris tidak terdengar lagi, padahal ini merupakan cara efektif menanggulangi pertambahan penduduk yang paling nyata. Karena menurut saya 2 anak cukup!!
Kekayaan alam Indonesia
2. Kembali menggalakkan Program Transmigrasi. Hal ini dikarenakan Indonesia sangatlah luas wilayahnya, jangan semuanya pada ngumpuuuulll di Jakarta. Pemerintah seharusnya berani membuka jalan dan membangun kota - kota seperti di Kalimantan atau Papua, karena disana masih banyak sumber2 alam yang melimpah ruah yag belum dimanfaatkan. Jangan sampai negara asing yang justru memanfaatkan sumber2 tersebut. 
3. Tegas dalam urusan tata kota. Di Jakarta sudah terlalu banyak Mall, dan apartemen2 yang ga ada penghuninya. Jangan ditambah lagi. Itu justru semakin membuat Jakarta kehilangan penghijauan sehingga kehilangan resapan air. Kalian ingin Jakarta tenggelam?? Coba lah pemerintah lebih bijaksana dalam hal ini. Daripada membangun gedung2 yang justru dapat membuat Jakarta tenggelam kenapa tidak kalian membangun rumah susun atau komplek perumahan sederhana untuk para korban Lapindo. Itu lebih bermanfaat!!!
Banjir Jakarta
4. Dampak dari kepadatan penduduk adalah kepadatan kendaraan di jalan raya terutama saat hujan turun. Dimana Jakarta pun menjadi pusat genangan air. Hal itu seperti yang saya sudah jelaskan sebelumnya. Solusinya dapat dilakukan dengan melarang adanya kredit kendaraan. Sehingga masyarakat pun akan berpikir dua kali untuk dapat memiliki kendaraan bukan malah pamer kendaraan yang bikin Jakarta semakin macet tidak bergerak. 
5. Memperbaiki fasilitas kendaraan umum. Mengganti kendaraan umum yang lama dengan yang lebih baik. Sehingga masyarakat pun merasakan kenyamanan saat berkendaraan umum. Dengan banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, maka keberadaan angkutan umum akan lebih efektif dan akan memperpanjang umur jalanan di Jakarta. Yang pasti bisa dirasakan Jakarta tidak akan lagi terasa sesak.
6. Jakarta itu kan kecil, kenapa ga kita mencontoh Belanda. Diberlakukan sepeda sebagai sarana transportasi. Sepeda itu kan murah dan pastinya lebih ramah lingkungan, tidak banyak perawatan dan tidak ada pajak per-tahunnya. Maka sepeda merupakan solusi dalam mengurangi sesaknya hidup di Jakarta. 


Mungkin pemikiran saya tentang Sesaknya Hidup di Jakarta terlalu ekstrim. Tapi itu kan hanya This is what im feeling. Namun bila dicermati kembali, pemikiran2 saya tersebut masih masuk akal kok untuk dilakukan sebelum adanya bencana "Kependudukan" yang semakin membuat Sesak Hidup di Jakarta.
Terima Kasih yaa buat sudah mampir dan melihat This what im feeling






Tidak ada komentar:

Posting Komentar